Tuesday, January 29, 2013

#penting #notetomyself

Hidup itu penuh dengan pilihan.

Setuju?? Naaaah, yang jadi masalah adalah mana yang benar mana yang salah. Mana yang baik, mana yang tidak baik. Mana yang benar, mana yang terlihat benar tapi tidak terlalu baik. Mana yang lebih menguntungkan, mana yang tidak efektif. Mana yang ujungnya bukit keberhasilan, mana yang ujungnya jurang kegagalan.

Papa (dan memang sangat terlihat dalam kehidupannya) selalu bilang "Kamu harus cari hikmat Tuhan buat ambil keputusan, meskipun itu hal sepele.." Dan hari ini renungan tentang hikmat itu sendiri. Sooo, saya diingatkan sekali lagi untuk selalu mencari hikmat Tuhan dengan sikap hati yang benar. :D

God bless!! ;)

//

Bacaan : Yakobus 1:1-8
Nats: Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah. (Yakobus 1:5)

Judul: MEMINTA HIKMAT

Seorang pemain golf profesional baru saja membuat pukulan bagus. Sayang, bolanya masuk ke sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang dibuang sembarangan. Menurut peraturan, jika ia sengaja mengeluarkan bola itu, maka ia mendapat hukuman. Namun kalau ia memukul bola bersama kantong kertas itu, ia tidak mungkin bisa memukul dengan baik. Si pemain pun berpikir sejenak untuk mencari hikmat. Tak lama kemudian, ia mengambil korek dari sakunya dan membakar kantong kertas tadi. Sesudah itu, ia dapat memukul bola golf itu lagi dengan pukulan terbaiknya.

Di perjalanan hidup ini, kerap kita menjumpai peristiwa yang tak terduga dan belum pernah kita alami. Sebagian di antaranya bisa jadi berupa ujian yang berat (ayat 1-3)--baik dalam berkeluarga, dalam membesarkan anak, dalam bekerja, dalam bergaul, dalam melayani Tuhan, dan dalam banyak aspek lain lagi. Kita membutuhkan hikmat untuk menghadapinya. Namun, dalam kondisi sulit, wawasan dan pengalaman kita bisa terasa tak cukup. Sebagai anak Tuhan, di mana kita dapat memperoleh hikmat untuk dapat memilih sikap dan tindakan yang tepat?

Yakobus memberi kita kelegaan bahwa bila kita merasa kekurangan hikmat, kita boleh memintanya kepada Allah (ay. 5). Asal kita meminta dengan iman, Dia akan memberikan hikmat itu tanpa syarat. Dia akan memberi kita hikmat praktis untuk mengatasi kesulitan kita. Dia akan memberi kita hikmat untuk dapat melihat sebuah keadaan sebagaimana Allah melihat sehingga kita tahu bagaimana bersikap secara tepat bagi setiap pribadi dan dalam setiap situasi. --AW

LIHATLAH MASALAH DARI CARA ALLAH MELIHAT MAKA IA TAKKAN TAMPAK SESULIT KETIKA IA PERTAMA TERLIHAT


*Yakobus 1:1-8:
1 Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.
2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

Monday, January 28, 2013

In a week #3

Minggu pagi. Masih opname (foto: masih pake infus 1 biji).

Seperti biasa, pagi-pagi suster udah hiruk pikuk dengan kesibukan masing-masing. Saya udah mulai biasa dengan rutinitas tiap paginya. Hari minggu sudah diduga akan banyak tamu, dan bener aja, saudara dan teman-teman datang berkunjung dari pagi sampai malam. Senangnyaaa. Terima kasih buat saudara dan teman-teman yang udah nyempatin mampir ke RS, really appreciate it.

Keadaan saya hari Minggu? Sebenarnya makin hari makin turun (emang DBD begitu sih katanya). Jumat check darah, trombositnya masih 112ribu. Sabtu check darah, trombositnya turun jadi 58ribu. Minggu yang udah ga demam check darah, trombositnya drop lagi jadi 21ribu. Lantas suster-suster makin heboh aja. Nambain infus 1 lagi dan saya harus minum obat "sip" (kata susternya) buat naikin trombosit. Lalu saya ga boleh korek-korek upil maupun bersin, dan harus waspada kalau ada pendarahan (misalnya keluar darah dari kemaluan, atau gusi berdarah waktu gosok gigi). Wah, jadi super hati-hati. Sorenya, ambil darah lagi. Dan thank God trombositnya naik jadi 38ribu. Ternyata, paginya saya nyaris masuk ICU. Jadi kalo trombosit udah dibawah 20ribu, ada resiko pendarahan mendadak dan prosedur di RS itu harus di kontrol di ICU. Wow, God is superrrrr good.

Malem itu, "teman" yang ngajak saya waktu itu datang lagi. Tapi kali ini dia sendirian dan cuman ngeliat saya aja sambil senyum-senyum, senaaaang gitu tampangnya. Dalam hati cuman bergumam "yeh.. Dateng lagi.." Tapi belom apa2 udah ilang sendiri. Ah well, ya udah saya biarin aja. Tapi mungkin efek dari hati yang terlalu bersuka cita siang harinya, saya entah kenapa berasa sangat down. Galau mungkin sebutan kerennya. Rasanya cemas sekali. Saya tau, badan saya belom membaik. Memang trombosit udah naik, tapi itu pasti karena didongkrak sama infus dan obat tambahan, bukan dari antibodi saya sendiri. Yah, di RS ga ada orang, ga bisa tidur. Malam itu galau bener dah sampe nangis sendiri di kamar. Saya cuman bisa berdoa aja. Tapi bersyukur, setelah capek nangis dan bergalau ria, akhirnya bisa tidur sebentar.

Well, God is super super good. :D

*ciao!

Saturday, January 26, 2013

In a week #2

Sabtu, minggu lalu. RS Surabaya.

Pagi-pagi suster-suster di RS udah lalu lalang. Dari nge-check suhu badan dan tekanan darah, lanjut ambil sample darah buat liat jumlah trombositnya, lanjut mandiin saya, sampe bawain sarapan saya pagi itu (ada di poto). Saya, yang pertama kali ngamar di RS dan ga pernah perduli sebelumnya, cuman bisa melongo ngeliat suster-suster pagi-pagi dah heboh. Se-ribet ini yah kalo opname..

Ga lama, ternyata papamama dah dateng pagi-pagi. Ah well, ga kesepian lagi deh. Disusul datengnya om sepupu dan tante, ruangan di RS yang kecil isi 2 pasien itu berasa penuh. (FYI, waktu itu lagi "ngantri" cari kamar yang lebi gedhe dan isi 1 orang aja, tapi belom dapet sampe pagi itu)
Abis ngobrol dan pamit, papamama nganter tante yang pamit pulang sampe ke parkiran, sekalian nanyain kamar yang gedhe udah dapet ato ga.

Saya di kamar, orang sebelah udah siap-siap mau pulang hari itu. Tiba-tiba aja di sebelah saya ada 4 orang muncul. Yang 3 duduk, yang 1 berdiri. Yang duduk itu 2 dewasa, yang 1 masih anak kecil. Mereka kegirangan banget tampangnya, senyum2 sambil ngajak-ngajak saya (bahasa jawanya: awe-awe) entah kenapa. Refleks saya dalem ati berdoa "ga mau ikut. Dalam nama Tuhan Yesus, pergi sana.." trus mereka ngilang gitu aja. Ga lama papamama dateng bawa surat keterangan buat pindah kamar. Waktu pindah, diluar ada ribut-ribut. Papa nanya, "ada apa sus kok ribut-ribut diluar?" Kata susternya, "oh itu pak, ada yang baru meninggal.. Tadi malem baru dateng, ini barusan ga ada.."

*duengggg* jadi yang tadi itu maksudnya ngajak saya pergi juga gitu? Ah well, bersyukur banget saya punya Tuhan yang Maha kuasa sampe mereka pun ga ada hak buat ngelakuin yang aneh-aneh. Saya percaya anak Tuhan sudah dimenangkan. Thank You, Jesus!!

*ciao!

Friday, January 25, 2013

In a week

Jumat malam, minggu lalu. DBD. Harus opname.

Yah, sekitar jam segini (20.00wib) saya dengan badan hampir remuk dan demam yang sangat tinggi berangkat ke IGD salah satu rumah sakit (RS) di Surabaya. Perjalanan Pamekasan-Surabaya terasa sangat sangat sangat lamaaaaa sekali. Perut rasanya mual, di jalan ga bisa tidur, tulang dan kulit rasanya sakit semua. Takuuuut dan khawatir, bagaimana sakitnya nanti jarum infus kalo ditusuk ke kulit. Hiiiiiiiiii.

Sesampainya di RS, penanganan pertama yang dilakukan adalahhhh timbang berat badan. Oh no! Benda yang saya hindari (karena emang belom siappp menghadapinyahhh) selama ini HARUS dihadapi. Dan hasilnya.. *jengjengjeng* udah ah, jangan dibahas. Lalu, tes suhu badan dan tekanan darah. Laluuu, pasang infus. Dan ternyata sodara sodara, kalo yang masang infus pinter itu ga sakit2 amat. Justru kalo obatnya masuk itu baru terasa nyit nyit nyit gitu (masih merinding kalo inget rasanya gimana). Malem itu 2 cairan yang masuk lewat infus, yang 1 penurun demam yang 1 lagi cairan lain (entah apaan). Ya ude, masuk kamar pertama.

Malem itu papamama balik, saya di RS ajah. Orang sebelah masih nonton tipi keras2, thanks to ftv udah nemenin malem itu. Nothing serem happened malem itu, kecuali waktu susternya dateng bawa suntikan trus bilang "saya mau skin test untuk antibiotik ya, bakal sakit tapi nanti tangannya jangan ditarik ya.." OH MY. TAKUTTT. Tapi pasrah aja lah ya, tangan kiri udah terpasang infus 2 biji, sekarang tangan kanan mau skin test. Mau lari kemanaaaa coba. Dan beneran sodara sodara, skin test antibiotik itu sakit, panas, dan perih ke kulit. Thank God ga alergi antibiotik, jadi antibiotiknya disuntikin lewat infus deh.

Malem itu bersyukur Tuhan temenin dan kasi ketenangan, jadi bisa tidur cukup (walau tegang, takut, dll) sampe pagi. Oke, perjuangan menguatkan diri hari itu dah cukup. Cerita lainnya di RS ntar lanjut. ;)

*ciao!

Tuesday, January 8, 2013

Mimpi!

Tentang impian vs tujuan hidup?
Bermimpi, kerja, dan kejar! :)

//

Bacaan : Kejadian 37:5-20
Nats: Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang!" (Kejadian 37:19)

Judul: PEMBUNUH MIMPI

Barangkali hampir semua penemu ditertawakan ketika mereka menyatakan impian mereka. Ketika Bill Gates, misalnya, berbicara bahwa komputer pribadi akan ada di rumah orang banyak, orang tertawa tak percaya. Saat itu komputer dapat berukuransebesar rumah. Kini, ketika impiannya terwujud, dunia menyanjungnya sebagai sosok yang visioner.

Yusuf bukan hanya ditertawakan oleh saudara-saudaranya karena impiannya, melainkan nyaris dibunuh. Akhirnya, ia dijual seolah barang dagangan. Tidak berhenti sampai di situ, setelah menjadi budak ia difitnah dan kemudian dijebloskan ke dalam penjara. Namun, perbudakan dan pemenjaraan terbukti tidak mampu mengubur impiannya. Saat terpuruk di lantai penjara pun ia terus percaya dan berpegang teguh pada janji Allah. Yusuf menunggu sepanjang 22 tahun sebelum impiannya menjadi kenyataan. Saudara-saudaranya kemudian sujud di hadapannya. Namun, lebih dari itu, penggenapan impiannya sekaligus mewujudkan tujuan besar Allah, yaitu menyelamatkan kehidupan umat pilihan yang dipakai Allah dalam rencana penebusan-Nya (Kej. 45:7 dan 50:20).

Ketika Allah memberi kita impian, bukan berarti jalan untuk mewujudkannya akan mulus. Sebaliknya, berbagai rintangan akan berusaha menggagalkan dan membunuhnya. Teruslah percaya dan berpegang teguh pada janji-Nya. Allah yang memberikan impian, Dia pula yang akan menyertai kita menghadapi rintangan dan mewujudkan impian tersebut. Ketika impian itu terwujud, biarlah nama-Nya dipermuliakan.
--TS

IMPIAN MENGINGATKAN BAHWA KITA HIDUP BUKAN HANYA UNTUK HARI INI, MELAINKAN UNTUK MEMPERSIAPKAN SEBUAH MASA DEPAN

Saturday, January 5, 2013

Semangat baru di taun yang baru!

MET TAUN BARU!! (Telat, gapapa lah ya :p)

Hari ini, sabtu, mungkin bisa jadi weekend terakhir untuk berlibur. Walau sebagian besar sudah mengakhiri liburnya di tanggal 2 januari kemarin, tapi masih ada anak2 sekolah yang masuk hari senin tanggal 7 besok. Yah, intinya liburan sudah usai, kita akan kembali berjuang lagi. Benul sodara2?
Saya juga gitu kok, besok akan menuju ke tempat asal, babay liburan. Sedih, malas, belum puas, takut, dan tidak rela rasanya. Tapi puji Tuhan, saat teduh hari ini menguatkan saya kembali. Smoga juga menguatkan kalian juga ;)

Thank you, Jesus, for 2012. I will fight for 2013, please lead me. *pasang iket kepala*

God bless you all! :D

//

Bacaan : Markus 4:35-41
Nats: Lalu Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Markus 4:40)

Judul: MAIN TRAMPOLIN

Friena menjerit histeris ketika sedang bermain trampolin. Saat tubuhnya mulai terlontar naik, teriakannya semakin keras. Meskipun beberapa kali petugas mengingatkannya agar tidak usah takut karena sudah ada alat pengamanan yang memadai, Friena tidak menghiraukannya. Sang ayah, yang sedang asyik memainkan handycam merekam kejadian tersebut, datang mendekat menghampirinya. "Tidak usah takut. Tenang saja, kan ada Papa dan Mama di bawah, " katanya. Secara perlahan, Friena mulai menyesuaikan diri dan menikmati permainan tersebut. Tidak terdengar jeritan dan teriakannya lagi. Yang ada sorak kegirangan saat tubuhnya terlontar naik turun di trampolin.

Ketika badai topan mengamuk dengan dahsyat, murid-murid Yesus sangat ketakutan. Sebagai nelayan berpengalaman, mereka tak berdaya menghadapinya. Mereka lalu membangunkan Yesus. Begitu bangun, Yesus menghardik badai itu dan badai pun langsung reda. Murid-murid Yesus sangat kagum akan kuasa Yesus, dan mereka bertanya-tanya siapa sesungguhnya Dia. Pada waktunya mereka pun menyadari bahwa Dialah Tuhan, penguasa seluruh alam semesta.

Acap kali kita merasa takut ketika diperhadapkan pada kerasnya badai kehidupan. Kita tidak memiliki kekuatan untuk bertahan terhadap amukannya. Kabar baiknya, Yesus senantiasa menyertai kita dan siap sedia menolong kita mengalahkan beragam badai dalam hidup ini. Jadi, jika Yesus ada di dalam perahu kehidupan kita, tak ayal kita akan dimampukan untuk menghadapi badai apa pun yang menerpa. Percayalah!
--WB

JIKA TUHAN YESUS ADA DI DALAM PERAHU KITA TENANGLAH KITA MENGARUNGI BADAI KEHIDUPAN